Setelah "Steamboat Willie", Disney studio menjadi studio animasi yang paling banyak berperan dalam perkembangan animasi. Mulai tahun 1928 ini terjadi perkembangan pesat di bidang animasi hingga animasi memasuki masa kejayaannya.
Pada tahun 1929, setahun setelah Steamboat Willie dibuat, Disney Studio merilis seri "Silly Symphonies". Pembuka dari seri ini adalah "Skeleton Dance".
skeleton dance (1929)
HIngga Steamboat Willie, proses pengisian suara dilakukan setelah animasi selesai dibuat. Seperti pada jaman film bisu, pemain piano menyesuaikan permainan untuk mengiringi film yang diputar. Pada Skeleton Dance, Disney mulai menerapkan proses perekaman suara terlebih dahulu baru animasi dibuat. Karena animasi menyesuaikan dengan musik yang sudah direkam, maka gerakan yang tampil bisa tepat mengikuti musik dan suara.
Pada tanggal 8 Mei 1930, Disney kembali merilis Silly Symphonies baru dengan judul Frolicking Fish. Film yang menampilkan kehidupan para ikan di dasar laut ini memperkenalkan cara membuat gerakan yang lebih mengalir. Selain itu film ini juga mulai menerapkan adanya gerakan yang saling tumpang tindih (overlapping action).
Setelah sekian banyak seri Silly Symphonies yang dibuat, Disney merasa perlu membuat terobosan baru agar seri Silly Symphonies tetap diterima oleh penonton. Apalagi pada saat itu tokoh Mickey Tikus sudah demikian terkenal sehingga Disney identik dengan Mickey yang juga menjadi logo Disney Studio.
Pada tahun 1932, untuk mengimbangi ketenaran Mickey Tikus Disney mempersembahkan seri baru Silly Symphonies yang menjadi tonggak sejarah baru film animasi. Flower And Trees, film animasi berwarna!
Apakah sebelum itu tidak ada film berwarna? Memang kebanyakan film hitam putih. Tapi bukannya tidak ada film berwarna. Paling tidak jika kita ingat, "La Voyage Dans La Luna" karya George Mellies juga pernah dibuat versi berwarnanya jauh sebelum tahun 1930. Namun proses pewarnaan film demikian sulit dan mahal sehingga dihindari. La Voyage Dans La Luna contohnya; film diwarnai frame demi frame. Jika dalam 1 detik ada 24 gambar, berarti ada 7200 gambar yang harus diwarnai untuk film berdurasi 5 menit!
Disney memulai teknologi baru dari perusahaan Technicolor yang disebut sebagai Proses generasi 4. Dengan teknologi ini gambar animasi dibuat berwarna di kertas. Lalu dipotret dengan menggunakan filter warna. Hasilnya adalah 3 lembar film berwarna magenta, cyan dan yellow (CYM). Ketiga film ini kemudian disatukan kembali menjadi sebuah frame tunggal yang jika disorotkan menggunakan projector akan menghasilkan gambar berwarna. Dengan teknik ini
Flower And Trees juga meraih Oscar pertama sebagai film terbaik untuk kategori baru : Animated Short Film.
Pada tanggal 8 Mei 1930, Disney kembali merilis Silly Symphonies baru dengan judul Frolicking Fish. Film yang menampilkan kehidupan para ikan di dasar laut ini memperkenalkan cara membuat gerakan yang lebih mengalir. Selain itu film ini juga mulai menerapkan adanya gerakan yang saling tumpang tindih (overlapping action).
frolicking fish (1930)
Pada tahun 1932, untuk mengimbangi ketenaran Mickey Tikus Disney mempersembahkan seri baru Silly Symphonies yang menjadi tonggak sejarah baru film animasi. Flower And Trees, film animasi berwarna!
Apakah sebelum itu tidak ada film berwarna? Memang kebanyakan film hitam putih. Tapi bukannya tidak ada film berwarna. Paling tidak jika kita ingat, "La Voyage Dans La Luna" karya George Mellies juga pernah dibuat versi berwarnanya jauh sebelum tahun 1930. Namun proses pewarnaan film demikian sulit dan mahal sehingga dihindari. La Voyage Dans La Luna contohnya; film diwarnai frame demi frame. Jika dalam 1 detik ada 24 gambar, berarti ada 7200 gambar yang harus diwarnai untuk film berdurasi 5 menit!
Disney memulai teknologi baru dari perusahaan Technicolor yang disebut sebagai Proses generasi 4. Dengan teknologi ini gambar animasi dibuat berwarna di kertas. Lalu dipotret dengan menggunakan filter warna. Hasilnya adalah 3 lembar film berwarna magenta, cyan dan yellow (CYM). Ketiga film ini kemudian disatukan kembali menjadi sebuah frame tunggal yang jika disorotkan menggunakan projector akan menghasilkan gambar berwarna. Dengan teknik ini
flower and trees (1932)