Di sekitar tahun 1868 terbit sebuah buku yang unik. Buku ini diterbitkan oleh John Barnes Linnett dengan nama kineograph (yunani kineto : gerakan dan graphein : gambar). Sekalipun bukan komik, buku ini dipenuhi dengan gambar di tiap halamannya. Selain itu gambar-gambar yang ada sangat mirip satu halaman dengan halaman yang lain, hanya ada perbedaan kecil pada tiap-tiap halaman.
Cara membaca buku ini juga unik. Pertama buku dipegang, lalu halamannya dibalik secepat mungkin. Dan tampaklah ada keajaiban, gambar-gambar di buku tersebut bergerak! Buku semacam ini kemudian dikenal sebagai Flipperbook (buku yang dibalik halamannya secara cepat).
Flipperbook merupakan perkembangan dari thaumatrope. Dengan menggunakan prinsip persistence of vision, gambar ditampilkan bergantian secara cepat sehingga otak menerima gambar secara tumpang tindih. Jika masing-masing gambar hanya memiliki sedikit perbedaan, akibatnya gambar terlihat seolah-olah bergerak. Perbedaan dengan thaumatrope adalah jumlah gambar yang digunakan. Thaumatrope hanya menggunakan 2 gambar sedangkan flipperbook menggunakan sangat banyak gambar.
Dibandingkan dengan phenakistiscope dan zoetrope sekalipun, flipperbook masih memiliki kelebihan. Jumlah gambarnya jauh lebih banyak dan durasi penampilannya jauh lebih lama. Selain itu kita juga bisa membuat flipperbook sendiri. Mungkin ada di antara kita yang suka membuat gambar di sudut buku pelajaran......
membuat flipperbook sederhana
Flipperbook merupakan dasar pembuatan animasi. Dengan menggunakan flipperbook kita bisa membuat gambar bergerak yang cukup bagus. Hingga kini animator biasanya menggunakan flipperbook untuk menguji gerakan yang digambar sebelum dipindah ke film.
Cara memegang flip book
Memang ada apa dengan cara memegang flip book? Ternyata cara memegang flip book telah menjadi perdebatan di antara animator selama beberapa puluh tahun!
Hal ini disebabkan secara resmi ada 2 macam cara menjilid flipperbook untuk pembuatan animasi yaitu jilid di sisi atas dan jilid di sisi bawah.
Animator Disney & Pixar (sebagai penerus Disney) menerapkan cara jilid di bawah. Dengan cara pegang ini kita bisa menggunakan 5 jari untuk memeriksa gerakan yang digambar.
Menurut Frank Thomas (salah seorang sesepuh Disney) dengan cara ini kita bisa membalik-balik gambar sambil terus menggambar sehingga pekerjaan kita akan lebih mudah. Cara ini dianggap merupakan cara yang lebih canggih untuk membuat flip book.
Animator dari kubu Warner Brothers menggunakan cara jilid di atas. Menurut Ken Harris cara yang lebih beradab adalah dengan jilid di atas. Menurutnya cara jilid di bawah hanya digunakan oleh cameraman yang malas membuka lembar demi lembar gambar yang harus dipotret untuk membuat animasi. Ken Harris bahkan membuat perumpamaan bahwa menjilid flip book di sisi atas lebih sopan dibanding dengan menjilid di bawah, seperti seseorang yang menyodorkan kotak cerutu.
Yah, tampaknya kita tidak usah ikut-ikut berkelahi gara-gara cara memegang flipperbook deh... yang penting kita bisa menggunakan flipperbook untuk membuat animasi. Sampai ketemu lagi!
Cara memegang flip book
Memang ada apa dengan cara memegang flip book? Ternyata cara memegang flip book telah menjadi perdebatan di antara animator selama beberapa puluh tahun!
Hal ini disebabkan secara resmi ada 2 macam cara menjilid flipperbook untuk pembuatan animasi yaitu jilid di sisi atas dan jilid di sisi bawah.
cara jilid flip book sisi kiri : jilid di atas, kanan : jilid di bawah
Animator Disney & Pixar (sebagai penerus Disney) menerapkan cara jilid di bawah. Dengan cara pegang ini kita bisa menggunakan 5 jari untuk memeriksa gerakan yang digambar.
Menurut Frank Thomas (salah seorang sesepuh Disney) dengan cara ini kita bisa membalik-balik gambar sambil terus menggambar sehingga pekerjaan kita akan lebih mudah. Cara ini dianggap merupakan cara yang lebih canggih untuk membuat flip book.
cara membuka dengan jilid di bawah
Animator dari kubu Warner Brothers menggunakan cara jilid di atas. Menurut Ken Harris cara yang lebih beradab adalah dengan jilid di atas. Menurutnya cara jilid di bawah hanya digunakan oleh cameraman yang malas membuka lembar demi lembar gambar yang harus dipotret untuk membuat animasi. Ken Harris bahkan membuat perumpamaan bahwa menjilid flip book di sisi atas lebih sopan dibanding dengan menjilid di bawah, seperti seseorang yang menyodorkan kotak cerutu.
cara membuka dengan jilid di atas
menyodorkan kotak cerutu sebagai cara memegang flip book
Yah, tampaknya kita tidak usah ikut-ikut berkelahi gara-gara cara memegang flipperbook deh... yang penting kita bisa menggunakan flipperbook untuk membuat animasi. Sampai ketemu lagi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar