Rabu, 16 Juli 2014

Frame Rate

   Masih ingat pembahasan mengenai Persistence of Vision? Otak manusia memiliki batasan kecepatan mengolah data gambar yang diterima. Akibatnya perlu waktu sekitar sepersepuluh detik untuk mengenali gambar baru yang dilihat mata. Prinsip ini memungkinkan pembuatan gambar yang terlihat seolah-olah bergerak.

   Berbagai alat untuk menampilkan gambar bergerak telah dibuat. Mulai dari yang paling sederhana seperti Thaumatrope, proyektor hingga televisi. Alat-alat ini memiliki cara kerja yang berbeda-beda untuk menampilkan gambar.

   Pada thaumatrope jelas kecepatan gerakan gambar dipengaruhi oleh tegangan karet yang memutar keping gambar. 

   Proyektor generasi awal dioperasikan secara manual. Ada operator yang memutar gulungan pita film di depan lampu sehingga gambar bisa tampil di layar. Banyaknya gambar yang ditampilkan bergantian tiap saat selalu berubah tergantung kondisi operator. Jika sang operator masih segar, dia bisa memutar gulungan film dengan kecepatan sangat tinggi sehingga dalam sedetik bisa lebih dari 60 gambar ditayangkan! Namun jika sang operator sudah lelah, bisa-bisa dalam sedetik hanya 8 gambar yang ditampilkan.

  Kemunculan televisi menambah kerumitan. Karena siaran tv dikirimkan dengan menggunakan gelombang radio, maka kali ini bukan jumlah gambar yang dihitung namun gelombang yang dikirim. Akibatnya dalam sedetik bisa jadi gambar yang terkirim tidak genap jumlahnya.

   Banyaknya gambar yang ditayangkan secara bergantian dalam satu satuan waktu disebut Frame Rate. Biasanya satuan waktu yang digunakan adalah detik. Jumlah frame film yang ditayangankan secara bergantian tiap detik dihitung dengan satuan Frame per Second (FPS). 

PERHATIAN!!
    Saat ini ada 2 istilah FPS. 
  1.    Pertama adalah singkatan Frame per Second. Yaitu banyaknya frame gambar dalam film yang dapat ditampilkan secara bergantian tiap detik. Istilah ini digunakan dalam pembicaraan mengenai film.
  2.     Kedua adalah singkatan First Person Shooter. Ini adalah istilah untuk menyebut suatu genre game berupa permainan tembak-menembak dengan sudut pandang pemain.


   Dalam pembicaraan ini kita gunakan FPS dengan pengertian Frame per Second.

   Okey, jadi ada berbagai alat yang digunakan untuk menampilkan gambar bergerak. Masing-masing memiliki kecepatan yang berbeda-beda. Akibatnya banyaknya gambar yang ditampilkan secara bergantian tiap detik berbeda-beda pula pada masing-masing alat. Ini jelas menimbulkan masalah. Saat membuat animasi kita harus tahu media apa yang digunakan untuk menayangkan animasi kita.

   Saat ini ada beberapa standar frame rate yang digunakan.

  • Film atau projector. Standar ini digunakan untuk menayangkan film di gedung bioskop. Film yang diputar masih dalam bentuk pita film yang diputar secara mekanis. Jumlah gambar yang ditayangkan bergantian tiap detik adalah 24.
  • Televisi sistem PAL/SECAM menggunakan standar 25 gambar yang dapat ditayangkan secara bergantian tiap detik. PAL (Phase Alternate Line) dan SECAM (SEquentiel Coleur A Memoir) adalah sistem televisi yang digunakan di benua Eropa dan Australia serta sebagian besar Asia termasuk Indonesia.
  • Televisi sistem NTSC menampilkan 29.97 gambar secara bergantian tiap detik. 29.97? Mana yang 0.03 gambar? Ya, karena siaran televisi dikirim melalui gelombang, maka bisa terjadi gambar yang dikirim tidak pas jumlahya. Untuk mengatasi hal ini, para animator biasanya menggunakan satuan 30 FPS untuk sistem televisi NTSC. Sistem NTSC (National Television System Committee) merupakan sistem televisi yang dikembangkan di Amerika. Sistem ini digunakan terutama di Amerika dan Jepang serta beberapa negara lainnya.


   Itulah beberapa standar Frame Rate yang umum digunakan. Selain standar utama tersebut ada beberapa standar lain.

  • Pada masa awal lahirnya industri animasi, para animator harus bekerja keras menggambar seorang diri. Paling tidak hingga saat profesi inbetweener muncul. Untuk mengurangi pekerjaan yang harus dilakukan, para animator menggunakan 12 gambar yang dipotret 2 kali hingga menjadi 24 gambar. Jadi masing-masing gambar ditampilkan 2 kali. Jumlah ini masih dapat diterima karena otak perlu waktu sepersepuluh detik untuk mengolah gambar. Jadi 12 gambar tiap detik sudah melewati batas kemampuan otak untuk membedakan gambar. Dengan perkembangan industri yang sangat pesat, cara ini lalu digunakan sebagai standar pembuatan film kartun. Karena di Amerika film kartun biasanya ditayangkan pada hari Sabtu pagi, maka standar ini disebut sebagai Saturday Morning Cartoon. Frame Rate nya adalah 12 (PAL/SECAMdan Film) dan 15 (NTSC) Frame per Second.
  • Kini dengan munculnya teknologi digital, ada persiapan untuk menayangkan film dengan gambar yang lebih tajam. Teknologi baru HDTV (High Definition Television) mulai menggunakan Frame Rate sebesar 50 FpS (PAL/SECAM) dan 60 FpS (NTSC).
  • Teknologi yang saat ini sedang dipersiapkan adalah Ultra High Definition Television (UHDTV) atau Ultra High Vision (UHV) yang direncanakan akan menggantikan teknologi HDTV. Frame Ratenya mencapai120 Frame per Second!


Wew.... jadi saat kita membuat animasi, perhatikan media penayangannya! Jika format PAL ditayangkan pada format NTSC, akan hilang 1 detik tayangan tiap 25 detik tayangan.